Followers

Friday, May 23, 2008

zwani.com myspace graphic comments
Myspace Islam Graphics

Al-Quran Sumber Hiburan Daie

Wahyu Al-Quran adalah kalam Allah yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Kalam al-Quran adalah kalam yang lembut menyentuh sanubari, keras meragut kesedaran dan mantap memberi panduan dan galakan semangat. Rasulullah mendapat bimbingan terus daripada Allah swt. Sepanjang perjalanan dakwah baginda, hanya satu sumber ketenangan yang sentiasa bertiup ke dalam hati baginda. Itulah bimbingan motivasi dari Pengutus Rasul-rasul ke muka bumi, Allah Azza wa Jalla.


Lupakah kita tadabburi surah yang seringkali kita lafazkan diwaktu solat fardhu? Seakan-akan kita lupa pada lembutnya sapaan Tuhan pada rasulNya ketika turunya wahyu ini.

Demi waktu Dhuha. dan demi malam apabila telah sunyi (gelap),Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu. Dan Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan).Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu , lalu (hati) kamu menjadi puas. Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu Dia melindungimu? Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang bingung, lalu Dia memberikan petunjuk. Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberikan kecukupan. Sebab itu, terhadap anak yatim janganlah kamu Berlaku sewenang-wenang. Dan terhadap orang yang minta-minta, janganlah kamu menghardiknya. Dan terhadap nikmat Tuhanmu, Maka hendaklah kamu siarkan. (ad-Dhuha)

Maha Tinggi Allah yang sentiasa memberikan ketenangan kepada baginda saw dalam kehidupannya. Akan tetapi bagi kita yang menyahut seruan dakwah dan menggelari diri sendiri dengan gelaran daie, apakah wahyu Allah ini menjadi sumber ketenangan kita. Adakah sumber lain yang menjadi mainan halwa telinga kita untuk menghiburkan jiwa rona dan lampias perasaan?

Alangkah ajaib, apabila mereka yang mengakui mengikuti dakwah Islamiah, mengutamakan hiburan duniawi lebih dari kalam Allah yang agung. Bukan sedikit hiburan dan irama nasyid yang berkumandang di corong computer yang mengalunkan lagu yang tidak jelas mesejnya, hanya sahaja ia digelari nasyid. Ungkapan ini adalah nasyid seolah-olah alasan tangkap-muat untuk justifikasi hiburan yang tidak melihat pada mesejnya, tapi sejauh mana munshidin mengalunkan suara pada vocal-vokal tertentu, sehebat mana paduan harmoni latar dan sebagainya.

Bukanlah Islam itu datang untuk mengharamkan perkara yang halal, cumanya mereka yang inginkan ketinggian di mata Allah swt pasti menghadkan perkara-perkara harus yang boleh menjerumuskan kepada kelalaian. Tidak terfikirkan kita pada kata-kata;

“Sesiapa yang inginkan darjat tertinggi di syurga, dia hendaklah berada di darjat yang tinggi dalam kehidupan dunia” (al-Muntalaq)

Lupakah kita pada al-Quran, kalam Allah yang sentiasa dijaga tahun demi tahun? Yang mana pencipta liriknya tidak pernah futur, susunan bahasanya indah mengkagumkan hatta mereka yang tidak memahaminya? Ingatkan kita pada hadith dari al-Mustafa tentang kalamullah ini;

“Bacalah Quran dan menangislah. Jika kalian tidak boleh menangis, maka usahakanlah untuk menangis” (dr Saad ibn Waqqash , hadith dalam al-Lulu wal Marjan).

Khusu’ ketika membaca al-Quran adalah cita-cita bagi setiap daie. Memang sukar untuk melaksanakannya, akan tetapi pengalaman berdakwahlah resepi utama kejayaan untuk khusu’ dalam sembahyang dan juga dalam mentadabburi al-Quran. Al-Quran ini jika diturunkan pada makhluk Allah yang lain, pasti akan leburlah ia kerana khusu’ dan takut pada Allah. Wahai daie serata dunia, renungkanlah ayat surah al-Hasyr ini! Jadilah gunung-gunung itu, kuat dan pasak pada bumi, tapi ,lebur tika takut pada PenciptaNya! Alangkah indah menjadi gunung!

Lihatlah pada ahli kitab yang beriman ketika mana mereka menghayati al-Quran;

83. dan apabila mereka mendengarkan apa yang diturunkan kepada Rasul (Muhammad), kamu Lihat mata mereka mencucurkan air mata disebabkan kebenaran (Al Quran) yang telah mereka ketahui (dari Kitab-Kitab mereka sendiri); seraya berkata: “Ya Tuhan Kami, Kami telah beriman, Maka catatlah Kami bersama orang-orang yang menjadi saksi (atas kebenaran Al Quran dan kenabian Muhammad s.a.w.).

84. mengapa Kami tidak akan beriman kepada Allah dan kepada kebenaran yang datang kepada Kami, Padahal Kami sangat ingin agar Tuhan Kami memasukkan Kami ke dalam golongan orang-orang yang saleh ?”.

Al-Imam al-Ghazali berkata; Cara memaksakan diri untuk menangis ialah menghadirkan kesedihan ke dalam hati, kerana dari kesedihan inilah akan munculnya tangis. Rasulullah saw bersabda;

“Sesungguhnya al-Quran itu turun dengan kesedihan. Jika kalian membacanya, maka paksakanlah untuk bersedih” (dr Abu Nuaim).

Adakah lagi sebarang keraguan untuk menjadikan al-Quran sebagai peneman kita di mana sahaja kita berada? Adakah ada hiburan lain yang lebih hebat dari hiburan yang diturunkan untuk menenteramkan manusia dari Allah swt. Apakah ada yang bergelar daie masih berasa bosan mendengar bacaan al-Quran dan menyukai hiburan-hiburan lain sedang mereka berbaiah “al-Quran itu penunjuk kami”. Apakah masih ada yang mahu beralasan “kami tidak faham bahasa arab lantas ia tidak meresap dalam jiwa kami, dan kami lebih suka hiburan yang lain”. Maka oleh itu usahalah untuk mendengar ayat-ayatNya selalu. Latihlah setiap ketika, untuk selalu mendengar ayat-ayatNya. Bagaimana kita harapkan mampu khusu’ mendengarkan al-Quran apabila yang tercurah di telinga saban ketika hanyalah lagu-lagu lain. Mana mungkin mampu penghayatan jika hati-hati kita dibuai hiburan-hiburan lain?

Al-Quran adalah sumber asli untuk para daie. Biasakanlah hidup bersama al-Quran, nescaya jika anda hidup bersamanya, nikmat manisnya tidak terucap biar dengan ribuan kata-kata dan metafora.



Wallahu ‘alam.



Rujukan : al Quran al Karim, Bagaimana Berinteraksi dengan Al-Quran (Dr Yusuf al-Qaradawi)

Tuesday, May 13, 2008

Harapan pada-Mu subur kembali...

Wahai Tuhan ku Yang Esa
Bila kenangkan Qahar-Mu
Rasa gerun di hatiku
Kerana takutkan seksa-Mu

Hamba-Mu rasa berputus asa
Siapakah dapat bersihkan diri
Dari segala dosa yang memburu
Setiap hari setiap ketika

Tika mengenang Ghafar-Mu
Putus asa tiada lagi
Semangatku pulih semula
Harapanku subur kembali

Ujian menimpa menekan di jiwa
Tak sanggup meneruskan perjuanganku
Mehnah-Mu itu penghapus dosaku
Mengganti hukuman-Mu di akhirat

Di waktu mengenang rahma-tMu
Terasa diri kurang bersyukur
Pada-Mu harusku memohon
Moga syukurku bertambah

Alangkah susahnya
Mendidik nafsuku
Yang tidak mengenal kebenaran-Mu
Ya Alloh Tuhanku
Bantulah hamba-Mu
Dalam mendidik jiwaku ini

Wahai Tuhan ku Yang Esa
Bila kenangkan Qahar-Mu
Rasa gerun di hatiku
Kerana takutkan seksa-Mu

Doa kami...




Ya Allah, Ya Rahman, Ya Rahim, Ya Haiyyul Ya Qaiyyum, Ya Rabbal 'Alamin...

Ya Allah, yang melaksanakan segala hajat...
Ya Allah, yang menerima segala permintaan....

Lemah kami, kuatkanlah
Lalai kami, ingatkanlah
Jahil kami, pandaikanlah
Kotor hati kami, bersihkanlah
Gelap hati kami, terangkanlah
Keras hati kami, lembutkanlah
'Ujub riya' kami, ikhlaskanlah
Takabbur zalim kami, tawadhu'kanlah
Salah kami, maafkanlah
Dosa kami, ampunkanlah
Kejahatan kami, taubatkanlah
Susah kami, angkatkanlah
Sempit kami, lapangkanlah
Sakit kami, sembuhkanlah
Uzur kami, sihatkanlah
Segala urusan kami, permudahkanlah
Segala masalah kami, selesaikanlah.

Kami tiada kaya, hanya Engkau yang maha kaya
Kami tiada kuat, hanya Engkau yang maha kuasa
Kami tiada pandai, hanya Engkau yang maha bijaksana
Kami adalah hambaMu yang lemah
Kami adalah hambaMu yang terlalu banyak salah

Jadikanlah kami hambaMu yang taat
Jadikanlah kami hambaMU yang solih
Jadikanlah kami hambaMU yang taqwa
Jadikanlah kami hambaMU yang bertaubat
Jadikanlah kami hambaMU yang rajin beribadah

Peliharakan kami dari syirik
Peliharakan kami dari murtad
Peliharakan kami dari mengikut kafir
Peliharakan kami dari dosa maksiat
Peliharakan kami dari dunia hingga akhirat




Amin..Amin...Ya Rabbal 'Alamin.....


:::: Surat Cinta ::::

Ditujukan kepada :
Insan yang tersia-sia malamnya
Assalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh
Wahai orang-orang yang terpejam matanya,
Perkenankanlah kami, manusia-manusia malam menuliskan sebuah surat
cinta kepadamu.
Seperti halnya cinta kami pada waktu malam-malam yang kami sibuk di
sepertiga terakhir.
Atau seperti cinta kami pada keagungan dan rahsianya yang penuh
pesona. Kami tahu dirimu
bersusah payah lepas tengah hari berharap intan dan mutiara dunia.
Namun kami tak perlu
bersusah payah, sebab malam-malam kami berhiaskan intan dan mutiara
dari syurga.
Wahai orang-orang yang terlelap,
Sungguh nikmat malam-malammu. Gelapnya yang pekat membuat matamu tak
mampu
melihat tenaga cahaya yang tersembunyi di baliknya. Sunyi senyapnya
membuat dirimu hanyut
tak menghiraukan seruan cinta. Dinginnya yang merasuk semakin membuat
dirimu terlena,
menikmati tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan
bantal dan
gulingmu, bergeliat manja dibalik selimutmu yang demikian hangatnya.
Aduhai kau sangat
menikmatinya.
Wahai orang-orang yang terlena,
Ketahuilah, kami tidak seperti dirimu!! Yang setiap malam terpejam
matanya, yang terlelap
pulas tak terkira. Atau yang terlena oleh suasananya yang begitu
menggoda. Kami tidak
seperti dirimu!! Kami adalah para perindu kamar di syurga. Tak
pernahkah kau dengar Sang
Insan Kamil, Rasulullah SAW bersabda : "Sesungguhnya di syurga itu
ada kamar yang sisi
luarnya terlihat dari dalam dan sisi dalamnya terlihat dari luar.
Disediakan untuk mereka yang
memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam serta
mendirikan
solat pada saat manusia terlelap dalam tidur malam." Sudahkah kau
dengar tadi? Ya, sebuah
kamar yang menakjubkan untuk kami dan orang-orang yang mendirikan
solat pada saat
manusia-manusia yang lain tertutup mata dan hatinya.
Wahai orang-orang yang keluarganya hampa cinta,
Kau pasti pernah mendengar namaku disebut. Aku Abu Hurairah,
Periwayat Hadist.
Kerinduanku akan sepertiga malam adalah hal yang tak terperi.
Penghujung malam adalah
kenikmatanku terbesar. Tapi tahukah kau? Kenikmatan itu tidak serta
merta kukecap sendiri.
Kubagi malam-malamku yang penuh syahdu itu menjadi tiga. Satu
untukku, satu untuk istriku
tercinta dan satu lagi untuk pelayan yang aku kasihi. Jika salah satu
dari kami selesai
mendirikan solat, maka kami bersegera membangunkan yang lain untuk
menikmati bagiannya.
Subhanallah, tak tergerakkah dirimu? Pedulikah kau pada keluargamu?
Adakah kebaikan
yang kau inginkan dari mereka? Sekedar untuk membangunkan orang-orang
yang paling
dekat denganmu, keluargamu?
Lain lagi dengan aku, Nuruddin Mahmud Zanki. Sejarah mencatatku
sebagai Sang Penakluk
kesombongan pasukan salib. Suatu kali seorang ulama tersohor Ibnu
Katsir mengomentari
diriku, katanya, "Nuruddin itu sudah asyik dengan solat malam, banyak
berpuasa dan
berjihad dengan akidah yang benar." Kemenangan demi kemenangan aku
raih bersama
pasukanku. Bahkan pasukan musuh itu terlibat dalam sebuah
perbincangan seru. Kata
mereka, "Nuruddin Mahmud Zanki menang bukan kerana pasukannya yang
banyak. Tetapi
lebih kerana dia mempunyai rahasia bersama Tuhan." Aku tersenyum,
mereka memang
benar. Kemenangan yang kuraih adalah kerana do'a dan solat-solat
malamku yang penuh
kekhusyu'an.
Tahukah kau dengan orang yang selalu setia mendampingiku? Dialah
Isteriku tercinta, Khatun
binti Atabik. Dia adalah istri solehah di mataku, terlebih di mata
Allah. Malam-malam kami
adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai Tuhan. Gemerisik dedaunan
dan desahan
angin seakan menjadi pernak-pernik kami saat mendung di mata kami
jatuh berderai dalam
sujud kami yang panjang.
Kuceritakan padamu suatu hari ada kejadian yang membuat belahan
jiwaku itu tampak
murung. Kutanyakan padanya apa gerangan yang membuatnya resah. Ya
Allah, ternyata dia
tertidur, tidak bangun pada malam itu, sehingga kehilangan kesempatan
untuk beribadah.
Astaghfirullaah, aku menyesal telah membuat dia kecewa. Segera
setelah peristiwa itu
kubayar saja penyesalanku dengan mengangkat seorang pegawai khusus
untuknya. Pegawai
itu kuperintahkan untuk menabuh genderang agar kami terbangun di
sepertiga malamnya.
Wahai orang-orang yang terbuai,
Kau pasti mengenalku dalam kisah pembebasan Al Aqsa, rumah Allah yang
diberkati.
Akulah pengukir tinta emas itu, seorang Panglima Perang, Shalahuddin
Al-Ayyubi.
Orang-orang yang hidup di zamanku mengenalku tak lebih dari seorang
Panglima yang selalu
menjaga solat berjama'ah. Kesenanganku adalah mendengarkan bacaan Al-
Qur'an yang
indah dan syahdu. Malam-malamku adalah saat yang paling kutunggu.
Saat-saat dimana aku
bercengkerama dengan Tuhanku. Sedangkan siang hariku adalah
perjuangan-perjuangan
nyata, pengejawantahan cintaku pada-Nya.
Wahai orang-orang yang masih saja terlena,
Pernahkah kau mendengar kisah penaklukan Konstantinopel? Akulah orang
dibalik
penaklukan itu, Sultan Muhammad Al Fatih. Namun tahukah kau bahwa
sehari sebelum
penaklukan itu, aku telah memerintahkan kepada pasukanku untuk
berpuasa pada siang
harinya. Dan saat malam tiba, kami laksanakan solat malam dan munajat
penuh harap akan
pertolongan-Nya. Jika Allah memberikan kematian kepada kami pada
siang hari disaat kami
berjuang, maka kesyahidan itulah harapan kami terbesar. Biarlah siang
hari kami berada di
ujung kematian, namun sebelum itu, di ujung malamnya Allah temukan
kami berada dalam
kehidupan. Kehidupan dengan menghidupi malam kami.
Wahai orang-orang yang gelap mata dan hatinya,
Pernahkah kau dengar kisah Penduduk Basrah yang kekeringan? Mereka
sangat merindukan
air yang keluar dari celah-celah awan. Sebab terik matahari terasa
sangat menyengat, padang
pasir pun semakin kering dan tandus. Suatu hari mereka sepakat untuk
mengadakan Solat
Istisqa yang langsung dipimpin oleh seorang ulama di masa itu. Ada
wajah-wajah besar yang
turut serta di sana, Malik bin Dinar, Atha' As-Sulami, Tsabit Al-
Bunani. Solat dimulai, dua
rakaat pun usai. Harapan terbesar mereka adalah hujan-hujan yang
penuh berkah.
Namun waktu terus beranjak siang, matahari kian meninggi, tak ada
tanda-tanda hujan akan
turun. Mendung tak datang, langit membisu, tetap cerah dan biru.
Dalam hati mereka
bertanya-tanya, adakah dosa-dosa yang kami lakukan sehingga air hujan
itu tertahan di
langit? Padahal kami semua adalah orang-orang terbaik di negeri ini?
Solat demi solat Istisqa didirikan, namun hujan tak kunjung datang.
Hingga suatu malam,
Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani terjaga di sebuah masjid. Saat
malam itulah, aku,
Maimun, seorang pelayan, berwajah kuyu, berkulit hitam dan berpakaian
usang, datang ke
masjid itu. Langkahku menuju mihrab, kuniatkan untuk solat Istisqa
sendirian, dua orang
terpandang itu mengamati gerak gerikku.
Setelah solat, dengan penuh kekhusyu'an kutengadahkan tanganku ke
langit, seraya berdo'a :
"Tuhanku, betapa banyak hamba-hamba-Mu yang berkali-kali datang
kepada-Mu memohon
sesuatu yang sebenarnya tidak mengurangi sedikit pun kekuasaan-Mu.
Apakah ini kerana
apa yang ada pada-Mu sudah habis? Ataukah perbendaharaan kekuasaan-Mu
telah hilang?
Tuhanku, aku bersumpah atas nama-Mu dengan kecintaan-Mu kepadaku agar
Engkau
berkenan memberi kami hujan secepatnya."
Lalu apa gerangan yang terjadi? Angin langsung datang bergemuruh
dengan cepat, mendung
tebal di atas langit. Langit seakan runtuh mendengar do'a seorang
pelayan ini. Do'aku
dikabulkan oleh Tuhan, hujan turun dengan derasnya, membasahi bumi
yang tandus yang
sudah lama merindukannya.
Malik bin Dinar dan Tsabit Al Bunani pun terhairan dan kau pasti juga
hairan bukan? Aku,
seorang budak miskin harta, yang hitam pekat, mungkin lebih pekat
dari malam-malam yang
kulalui. Hanya manusia biasa, tapi aku menjadi sangat luar biasa
kerana do'aku yang makbul
dan malam-malam yang kupenuhi dengan tangisan dan taqarrub pada-Nya.
Wahai orang-orang yang masih saja terpejam,
Penghujung malam adalah detik-detik termahal bagiku, Imam
Nawawi. "Suatu hari muridku
menanyakan kepadaku, bagaimana aku boleh menciptakan berbagai karya
yang banyak?
Bila aku beristirahat, bagaimana aku mengatur tidurku?" Lalu
kujelaskan padanya, "Jika aku
mengantuk, maka aku hentikan solatku dan aku bersandar pada buku-
bukuku sejenak.
Selang beberapa waktu jika telah segar kembali, aku lanjutkan
ibadahku."
Aku tahu kau pasti berfikir bahwa hal ini sangat sulit dijangkau oleh
akal sihatmu. Tapi
lihatlah, aku telah melakukannya, dan sekarang kau boleh menikmati
karya-karyaku.
Wahai orang-orang yang tergoda,
Begitu kuatkah syaitan mengikat tengkuk lehermu saat kau tertidur
pulas? Ya, sangat kuat,
tiga ikatan di tengkuk lehermu! Dia lalu menepuk setiap ikatan itu
sambil berkata, "Hai
manusia, engkau masih punya malam panjang, kerana itu tidurlah!."
Hei, sedarlah, sedarlah, jangan kau dengarkan dia, itu tipu
muslihatnya! Syaitan itu berbohong
kepadamu. Maka bangunlah, bangkitlah, kerahkan kekuatanmu untuk
menangkal godaannya.
Sebutlah nama Allah, maka akan lepas ikatan yang pertama. Kemudian,
berwudhulah, maka
akan lepas ikatan yang kedua. Dan yang terakhir, solatlah, solat
seperti kami, maka akan
lepaslah semua ikatan-ikatan itu.
Wahai orang-orang yang masih terlelap,
Masihkah kau menikmati malam-malammu dengan kepulasan? Masihkah?
Adakah tergerak
hatimu untuk bangkit, bersegera, mendekat kepada-Nya, bercengkerama
dengan-Nya,
memohon keampunan-Nya, meski hanya 2 rakaat? Tidakkah kau tahu, bahwa
Allah turun ke
langit bumi pada 1/3 malam yang pertama telah berlalu. Tidakkah kau
tahu, bahwa Dia
berkata, "Akulah Raja, Akulah Raja, siapa yang memohon kepada-Ku akan
Kukabulkan,
siapa yang meminta kepada-Ku akan Kuberi, dan siapa yang memohon
ampun kepada-Ku
akan Ku ampuni. Dia terus berkata demikian, hingga fajar merekah."
Wahai orang-orang yang terbujuk rayu dunia,
Bagi kami, manusia-manusia malam, dunia ini sungguh tak ada ertinya.
Malamlah yang
memberi kami kehidupan sesungguhnya. Sebab malam bagi kami adalah
malam-malam yang
penuh cinta, sarat makna. Masihkah kau terlelap? Apakah kau
menginginkan kehidupan
sesungguhnya? Maka ikutilah jejak kami, manusia-manusia malam. Kelak
kau akan temukan
cahaya di sana, di waktu sepertiga malam. Namun jika kau masih ingin
terlelap, menikmati
tidurmu di atas pembaringan yang empuk, bermesraan dengan bantal dan
gulingmu, bergeliat
manja di balik selimutmu yang demikian hangatnya, maka surat cinta
kami ini sungguh tak
berarti apa-apa bagimu.
Semoga Allah mempertemukan kita di sana, di syurga-Nya, mendapati
dirimu dan diri kami
dalam kamar-kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam dan sisi
dalamnya terlihat dari luar.
Semoga...
Wassalamu'alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh,
Manusia-Manusia Malam
Semoga kisah orang-orang besar itu menjadi penyemangat kita untuk
mengikuti jejak mereka.